Nyanyian rakyat dalam pandangan Jan Harold Brunvard merupakan salah satu genre atau bentuk folklore yang terdiri dari teks (kata-kata) dan lagu yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan mempunyai banyak varian.
Teks dan lagu itu merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Teks dalam nyanyian rakyat biasanya dinyanyikan dan jarang sekali hanya disajakkan saja. Akan tetapi teks yang sama tidak selalu harus dinyanyikan dengan lagu yang sama. Sebaliknya, lagu yang sama sering dipergunakan untuk menyanyikan beberapa teks nyanyian rakyat yang berbeda.
Ada beberapa perbedaan nyanyian rakyat dengan nyanyian pop dan klasik. Di antaranya adalah sebagai berikut :
- Bentuk dan isi nyanyian rakyat mudah berubah-ubah.
- Tempat peredaran nyanyian rakyat lebih luas, baik di kalangan yang melek huruf maupun yang buta huruf.
- Umur nyanyian rakyat lebih panjang daripada nyanyian pop.
- Penyebaran nyanyian rakyat dilakukan secara lisan, sehingga bersifat tradisi lisan dan dapat menimbulkan varian-varian.
Di dalam masyarakat, ada nyanyian rakyat yang sesungguhnya. Ada pula nyanyian rakyat yang tidak sesungguhnya. Nyanyian rakyat yang sesungguhnya harus mempunyai lirik dan lagu yang sama kuatnya. Sementara itu di dalam nyanyian rakyat yang tidak sesungguhnya, ada kalanya hanya liriknya yang menonjol dan ada kalanya hanya lagunya yang menonjol. Nyanyian rakyat tanpa lirik disebut juga wordless song. Dalam nyanyian rakyat seperti ini, suara penyanyinya hanya meniru suara alat musik tertentu. Nyanyian ini biasanya digunakan untuk mengiringi suatu tarian rakyat. Nyanyian rakyat tanpa lirik disebut juga near song . Di dalam nyanyian rakyat jenis ini, liriknya lebih menonjol daripada lagunya. Nyanyian rakyat yang tergolong jenis ini antara lain seruan yang dipergunakan oleh penjaga keliling.
Nyanyian rakyat mencakup; nyanyian rakyat yang berfungsi, nyanyian rakyat yang bersifat liris, dan nyanyian rakyat yang bersifat kisah.
Nyanyian rakyat yang berfungsi adalah nyanyian yang lirik maupun lagunya cocok dengan irama aktivitas khusus dalam kehidupan manusia. Contohnya nyanyian kelonan, seperti Nina Bobok; nyanyian kerja, seperti Rambate Rata; atau nyanyian permainan, seperti Baris Cerik Tempe.
Nyanyian rakyat yang bersifat liris terbagi dua, yakni yang sesungguhnya dan tidak sesungguhnya. Contoh nyanyian rakyat bersifat liris yang sesungguhnya adalah nyanyian-nyanyian yang liriknya mengungkapkan perasaan tanpa menceritakan suatu kisah yang bersambung, seperti nyanyian Betawi Cinta Manis. Sementara nyanyian rakyat liris yang bukan sesungguhnya menceritakan kisah yang bersambung. Yang termasuk jenis nyanyian ini adalah nyanyian rakyat yang bersifat kerohanian dan keagamaan lain, nyanyian rakyat yang memberi nasehat untuk berbuat baik, nyanyian rakyat mengenai pacaran dan pernikahan, nyanyian yang liriknya bertimbun banyak, nyanyian bayi dan anak-anak, nyanyian jenaka, dan nyanyian daerah dan mata pencaharian tertentu.
Nyanyian rakyat yang bersifat berkisah (narrative song) adalah nyanyian rakyat yang menceritakan suatu kisah. Yang termasuk nyanyian rakyat yang bersifat berkisah adalah balada dan epos.